Selasa, 11 Desember 2012

ternyata punk itu sangat kompleks

mengucap kata punk atau menuliskan p, u, n dan k memang mudah. tapi permasalahan tentang punk sepertinya tak akan pernah berakhir. banyak para blogger yang menguak habis tentang kata satu ini. pro dan kontra’nya pun tambah banyak.
punk itu sebuah sub-budaya yang lahir di inggris, tepatnya di london. mereka yang asalnya sering cekcok dengan kaum skinhead lambat laun menjadi menyatu karena mumpunyai paham yang sama. punk menjadi genre musik di awal taun 70an. ditandai dengan munculnya The Ramones dan Sex Pistols.
well, seiring bergulirnya waktu punk kini mengalami banyak sekali perubahan. yang dulunya dianggap perusuh sekarang punk malah menjadi salah satu trend. banyak remaja sekarang yang mengatakan dirinya punker tetapi tak tau apa arti punk tersebut. style-nya diobral, ideologinya dilupakan. para punker senior jelas sangat menyadari hal itu. kecewa?? bisa jadi.
jrx sang drummer superman is dead pernah mengungkapkan betapa dangkalnya pemikiran remaja yang mengaku dirinya rebel. mereka gak tau gimana rebel yang sebenarnya. mereka hanya melihat rebel dari luarnya saja. membuang sampah plastik pada tempatnya dan mempengaruhi orang agar tidak buang sampah sembarangan menurut jrx bisa disebut pemberontakan. dalam hal ini punk memang identik dengan pemberontakan.

kita kembali ketahun 70-an dimana ada dua band di dua negara berbeda yang keduanya menjadi tonggak sejarah berdirinya musik punk. kedua band itu adalah The Ramones dari amerika dan Sex Pistols dari Inggris. Menurut beberapa sumber, ramones dianggap sebagai pendiri musik punk. tapi jika melihat bahwa punk itu sudah ada lebih dulu di tanah inggris, mungkin sex pistols lah yang semestinya menjadi tonggak pendiri musik punk. 1972 merupakan berdirinya the strand yang merupakan cikal bakal sex pistols, sedangkan ramones terbentuk tahun 1974. apa ada pendapat lain??
masuk ke generasi 90′an punk bergema kembali. ditandai dengan berkibarnya band-band seperti green day, the offspring, rancid dan blink 182. band yang disebutkan terakhir menjadi yang paling populer. mulai dari sinilah punk dikenal oleh khayalak luas. fashion mereka mulai digemari. punk menjadi konsumsi kapitalis yang mengabaikan sisi idealis seorang seniman. tiket konser, kaset. marchandise dan kaos laku keras di pasaran. tak bisa dielakan bila orang-orang jetset lah yang membawa punk dari luar ke indonesia. mereka para pelajar indonesia yang belajar di luar sana membawa beberapa majalah yang mencetak artikel tentang kaum anti-kemapanan itu.
kini kaos bergambar band-band punk dijual mahal di distro-distro. padahal awal mula distro didirikan oleh anak punk yang enggan membeli produk luar yang berharga mahal, mereka menjual baju yang dapat dijangkau oleh semua golongan. kini semua itu terbalik. harga distro tetap mahal yang murah terlempar ke pasar baru.
tahukah anda mengapa bad religion menggunakan lambang christ-crossed? salah satu alsannya : “Lambang itu sangat mudah bagi anak-anak untuk disemprotkan pakai hairspray atau dipampang di kaos”, sebut jay bentley sang bassis. tak ada kesan glamour.

kembali lagi ke awal 70-an. di saat band-band punk masih dapat dihitung dengan jari dan mereka telah dikontrak oleh perusahaan sebesar EMI tetap saja permintaan konsumen masih terbilang sedikit. masuk ke awal 80-an, di saat band heavy metal dan slowrock menggema dengan mengadakan konser besar dan lebih dilirik oleh para produser. band-band punk mulai memebentuk komunitas. mereka mengadakan acara independen dengan pamplet atau flyer yang ditulis tangan sebagai promosinya. penontonnya pun tak jauh dari teman sahabat setongkrongan yang itu-itu saja.
kini acara-acara yang melibatkan band punk sudah termasuk acara besar. beberapa produk besar berani mensponsori band punk yang manggung. pensi-pensi sekolah kini tak perlu khawatir mengundang band anti-kapitalis ini. tak ada lagi mohawk menjulang, tak ada lagi jaket kulit berlogo anarki. baju mereka kini merupakan kaos berwarna cerah dengan design yang cheesy jauh dari kesan seram.
kini kita bahas punk dalam negeri. di indonesia sendiri saya belum tahu pasti kapan punk masuk. yang pasti punk kini disambut ramah di indonesia. walaupun media masa menyorot sifat brutal punk.
kita tengok rocket rockers, endank soekamti, netral, closehead, my pet sally yang notabene bergenre punk (lebih tepatnya poppunk atau melodic punk, untukk rocket rockers ada yang bilang atu lebih tepatnya skatepunk). mereka tetap saja kurang atau tidak sama sekali memegang ideologi punk. lirik mereka cenderung menceritakan tentang pacar-pacar mereka, berbeda jauh dengan band punk awal yang menyuarakan pemberontakan kepada pemerintahan, kehidupan sosial, bahkan masalah agama. lirik punk tak jauh beda dengan lirik pop yang diubah dengan beat dan hentakan yang lebih cepat dan bertenaga.
superman is dead -lah sepertinya yang masih sedia memberontak. lirik mereka, ideologi dan fashion masih terbilang cukup old skool. mereka yang dikritik karena masuk mayor label ternyata punya keberanian lebih dibanding mereka yang indie tapi masih memikirkan lirik dan lagu yang easy listening agar para remaja mau membeli lagu mereka. superman is dead beserta para outsider (sebutan untuk para fans SID) -nya. masih setia memegang apa itu punk sebenarnya, menurutku.

untuk di jakarta disana ada band MARJINAL (kalo gak salah). sejujurnya saya belum pernah dengar lagu mereka. tapi saya telah membaca di beberapa artikel. sepertinya mereka menyuarakan kekesalan terhadap pemerintahan (that’s great !!).
maka jangan heran jika genre kaum glue sniffer ini menjadi mainstream. walaupun, dimanpun, kapanpun, bagaimanapun. PUNK’S NOT DEAD !!!!
sumber : ekocahyono.student.umm.ac.id

“Musik Jamaica Pendahulu”

Menurut
sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut “Burru”
yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut “talking drums” (drum yang
bicara) yang asli dari Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya
campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum,
rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat
natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian
para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka
berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari
Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika
Tengah dan diperkenalkan ke orang – orang Jamaika untuk membentuk
sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik
sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker,
scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada
tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang
menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati
sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 – 50an sebenarnya
disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing,
Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat “bop”. Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian “skankin”
pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady” yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan
menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.

Sejarah Kelahiran Punk

Sejarah Kelahiran Punk

Bonny
Bonny
Tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana munculnya budaya punk pertama kali. Tapi ada sebuah catatan penting ketika sebuah grup band dari Inggris yang dalam tiap pertunjukannya selalu dihadiri anak-anak muda dengan dandanan berbeda dari yang lain. Nama band itu adalah Sex Pistols dan hit mereka yang terkenal adalah “Anarchy in U.K.” Wabah ini secara cepat menyebar ke Eropa. 

Punk
muncul sebagai bentuk reaksi masyarakat yang kondisi perekonomiannya lemah dan pengangguran di pinggiran kota-kota Inggris, terutama kelompok anak muda, terhadap kondisi keterpurukan ekonomi sekitar tahun 1976-1977. Kelompok remaja dan kaum muda ini merasa bahwa sistem monarkilah yang menindas mereka. Dari sini muncul sikap resistensi terhadap sistem monarki. Kemarahan-kemarahan ini diwujudkan dalam bentuk musik yang berisi lirik-lirik perlawanan dan protes sosial politik serta cara berpakaian yang tidak lazim. Konser-konser musik digelar sebagai media untuk mengampanyekan ide-ide mereka. 

Dari Rock n’ roll ke Punk
Punk sebetulnya memiliki dasar sikap yang sama dengan musik rock n’ roll, aliran musik yang lahir pada tahun 1955. Dulu, rock n’ roll itu menjadi musik milik generasi muda yang ingin memberontak terhadap kemapanan, sehingga dijauhi dan tidak disukai para orang tua. Tapi saat rock mulai kehilangan gereget dan dianggap monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk menciptakan jenis musik baru yang ekstrem sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi. Dari keresahan itulah aliran punk lahir.

Tidak seperti aliran musik lainnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat ketimbang aspek teknis bermain musik. Para pencinta punk berprinsip bahwa tidak perlu jago bermain musik, yang penting penampilan oke dan yang namanya unek-unek harus bisa dikeluarkan. Dan memang, buktinya, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols tidak jago bermain bass. Meski demikian, orang-orang tidak memandangnya dengan remeh dia. Malah justru Sid banyak digandrungi para pencinta punk.


Pada tahun 1964, terjadi serbuan besar-besaran grup asal Inggris ke Amerika. Dan yang menjadi “biang keladinya” adalah The Beatles. Melihat trend baru itu, remaja Amerika pun sadar bahwa sebuah grup sanggup mengerjakan semuanya sendiri. Maka di berbagai pelosok Amerika, anak-anak sekolah pun mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah mereka sendiri. Karena mereka baru belajar, musiknya pun tidak yang susah-susah. Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya simple tapi nge-rock, macam Rolling Stones, The Whom atau Yardbirs, yang musiknya lebih menitikberatkan pada riff dan power, bukan struktur lagu yang njelimet.


Maka ketika mereka pada gilirannya mulai menulis lagu sendiri, musik mereka mempunyai ciri khas sederhana tapi “kencang” atau “ber-power”, biasanya dengan satu riff gitar yang di ulang-ulang. Tapi meski bentuknya masih “primitif”, musik yang mereka ciptakan mampu menggugah semangat pendengar. Sesuai dengan tempat kelahirannya, orang memberi julukan untuk warna musik ini: Garage Rock. Grup-grup yang lahir contohnya The Standells, The Seeds, The Music Machine, The Leaves, dan lain-lain. Dan dari sini lahirlah sound yang selanjutnya berkembang jadi punk rock.


Dari Iggy hingga Ramones
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. 

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.


Memasuki dekade 70-an, punk mulai menemukan bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Ciri pemberontakannya makin kentara, dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul. Dari generasi pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol yaitu MC 5 dan Iggy and The Stooges.


Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dasawarsa 90-an. Dan seiring dengan lahirnya generasi baru punk rock, namanya pun makin diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, dan punk pada khususnya.


Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang ngepop, Talkin Heads yang avant garde, The Voidoids yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The Ramones.
 Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini memancang mitos bahwa mereka satu keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976,

Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Entah itu tanggal keramat atau apa, konser mereka meninggalkan bekas yang dalam diri kaum muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan oleh para pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris, yaitu Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.


Dari Sex Pistols hingga Green Day
Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustrasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai dengan latar belakang kehidupan masing-masing.

Di tahun 1980-an, di saat era punk di Inggris datang dan pergi, di berbagai penjuru dunia mulai muncul berbagai macam band beraliran punk dan belakangan menjadi legenda setempat. Di Irlandia, misalnya, ada grup The Understones. Di Australia ada The Saints. Dan di Selandia Baru ada The Clean.


Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk AS bukan berasal dari New York, melainkan dari California. Generasi ini mendapat pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain dengan kedua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi mereka punk bukan sekadar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga gaya hidup bahkan prinsip.


Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag bela-belain menyewa gereja sebagai tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan pencinta punk setempat. Grup-grup yang lahir di sana The Circle Jerk, Social Distortion, dan Suicidal Tendencies, dan lain-lain. Mereka lebih berhaluan keras. Penampilannya lebih brutal dan liriknya lebih radikal. 


Sementara di San Francisco aliran punk lebih berpolitik. Di sana muncul nama-nama macam The Avengers, The Dils, dan yang paling dominan The Dead Kennedys. Grup yang terakhir disebut tadi melancarkan protes keras terhadap berbagai hal, mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme. Musik mereka berada di perbatasan antara punk yang melodius dan hardcore murni.


New York juga melahirkan grup-grup yang belakangan memperkaya khazanah musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.
 

Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu, awal dasawarsa ini, di San Fernando pernah berdiri sebuah grup band bernama Bad Religion. Bad Religion memiliki personelnya yang rata-rata sangat intelek. Saking inteleknya, lagu mereka sering memakai kata-kata yang membuat orang Amerika harus membuka kamus. Bad Religion merupakan band yang memelopori berdirinya generasi baru grup-grup punk California. Sebut saja macam Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan belakangan tentu saja Rancid, Offspring, serta Green Day.


Punk dan Gaya Hidup
Punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyeleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para performer berkualitas rendah, dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.


Punk
lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, antikemapanan, antisosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk
juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan DIY atau do it yourself. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Punk dan Anarkisme
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. 


Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.
 Dari tahun ke tahun, musik punk terus mengalami perubahan bentuk. Yang tidak berubah adalah semangat pemberontakannya.  


* dari berbagai sumber

punk

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.


Kamis, 06 Desember 2012

Kisah Klasik Tentang Keberadaan Musik Reggae

Reggae? Pernah gak sih kalian mempertanyakan apa sih sebenarnya arti dari kata “reggae” itu sendiri. Begini guys, menurut buku yang gak sengaja gw baca, bahwa reggae itu berasal dari kata “ragged”, kata tersebut mempunyai arti dari suatu gerakan yang menghentakkan badan layaknya penggemar reggae sedang menikmati alunan musik tersebut. Tahun 1968 Musik Reggae ini terlahir, setelah surutnya penikmat musik Ska, RockSteady, dan DUB disaat penduduk Jamaika mengalami tekanan social ekonomi.
Music Reggae mempunyai tempo yang lebih lambat dibandingkan dengan musik Ska dan RockSteady, dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol, memberikan nuansa irama music reggae ini, terdengar mengasikkan. Iramanya yang dinamis membuat pendengarnya bergoyang santai, sehingga mereka ikut menghayati ditiap lirik-liriknya. Kehadiran musik reggae ini, sebagai bentuk penyampaian pesan yang dituangkan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan social politik humanistik maupun universal. Jadi dapat dikatakan bahwa musik Reggae juga merupakan sebuah musik bagi para pemberontak.
Perkembangan musik yang satu ini memang sangat pesat. Musik Reggae pun akhirnya mengalami perkembangan menjadi Roots Reggae dan Dancehall Reggae yang terjadi pada akhir tahun 1970. Nama Roots Reggae sendiri diberikan oleh para Rastafarian, yang berarti sebuah musik spiritual yang diperuntukan bagi “Jah” yang berarti tuhan bagi para Rastafarian.
Para pecinta reggae identik dengan atribut yang mewakili style kaum Rastafarian diantaranya, rambut gimbal, bendera dengan kombinasi warna merah, kuning, dan hijau. Ada kebanyakan orang yang merasa kurang nyaman melihat kaum yang berambut gimbal dengan segala atribut yang mempunyai kombinasi warna merah, kuning, dan hijau, namun hal itu merupakan ungkapan bahwa mereka menggemari aliran music reggae.
Dilihat dari karateristiknya, pernah ada gak di benak kalian muncul sebuah pertanyaan, kenapa reggae identik dengan warna merah-kuning-hijau???  Ketiga warna yang identik itu adalah warna merah, kuning/emas, dan hijau, yang melambangkan warna bendera dari Ethiopia. Warna-warna ini adalah lambang gerakan Rastafara, dan kesetiaan kaumnya terhadap negaranya sendiri atau sebagai ungkapan rasa nasionalisme tinggi terhadap negaranya. Warna  Merah melambangkan darah para martir, kuning/emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran yang ditawarkan Afrika, sementara hijau melambangkan tetumbuhan Afrika . Menurut sejumlah pakar Ethiopia menyatakan, warna merah, kuning/emas, dan hijau dilambangkan sebagai sabuk Perawan Maria, yaitu pelangi. Sedangkan dari 7 unsur warna pelangi, diantaranya terdapat tiga warna yang sangat identik dengan kaum rastafari.
Sebagian orang mempunyai pandangan negative tentang kebiasaan para penikmat reggae. Oleh karena itu, aliran reggae ini, pernah menjadi buah bibir sebagian kecil masyarakat di dunia, mereka menganggap music ini sangat berbahaya bila ditinjau dari segi lirik lagu mapun lifestyle yang melekat pada penggemarnya. Penggunaan cannabis alias ganja oleh para musisi Reggae banyak diikuti oleh para pendengar dari musik ini, karena efek yang ditimbulkan oleh ganja memang sangat cocok dengan irama musik Reggae. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bahwa penggunaan cannabis atau ganja merupakan salah satu ritual yang wajib dilakukan oleh para Rastafarian.
Namun bagi sebagian besar orang, reggae yang seutuhnya dapat memberikan pengaruh yang positif. Selain lirik lagu reggae berisi pesan perdamaian, juga memberikan dorongan untuk membuat hidup lebih baik. “Your life is worth much more than gold” itulah potongan lirik dari lagu Jammin’ yang mengartikan bahwa hidup kamu lebih bersinar dan mahal daripada emas. Lirik itulah yang selalu membangkitkan semangat untuk orang-orang yang tertindas. Pesan yang selalu Bob marley nyanyikan dalam Redemption Song dan yang selalu membekas dihati para penggemar Bob Marley adalah “Emancipate Your Selves From Mental Slavery” (emansipasikan dirimu dari mental budak).
Awal mula dari semua ini berasal dari sang legendaris Bob Marley yang terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada tanggal 6 Februari 1945, di sebuah desa di Saint Anna, Jamaica, Bob Marley merupakan Sang legenda Reggae yang tidak akan ada habisnya dibicarakan. Ia merupakan salah satu musisi yang sangat mendunia. Selain berprofesi sebagai penyanyi, Bob Marley juga sangat piawai dalam memainkan gitar dan menjadi seorang penulis lagu yang handal.
Pada tahun 1963 Bob Marley bersama Bunny Livingston, Peter McIntosh, Junior Braithwaite, Beverly Kelso dan Cherry Smith membuat sebuah band yang bernama The Teenagers. Nama The Teenagers sendiri tidak bertahan lama dan kemudian berubah menjadi The Wailing Rudeboys yang kemudian disempurnakan menjadi The Wailers. Perjalanan Marley sendiri dilaluinya layaknya musisi, hingga kesuksesannya menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi penggemarnya.
Namun Marley tidak lama merasakan kejayaannya tersebut. Pada bulan Juli 1977 Marley divonis menderita penyakit kanker, dan penyakit tersebut pun mulai menjalar ke beberapa bagian vital tubuhnya seperti otak dan hati yang membuatnya harus banyak beristirahat. Pada tanggal 11 Mei 1981 sang legenda Reggae ini pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan meninggalkan tiga belas anak. Walaupun telah meninggal, nama Bob Marley seakan tidak pernah lenyap dari dunia musik, khususnya musik Reggae. Bahkan musik Reggae pun semakin diterima dunia. Mungkin ini lah salah satu cara yang harus dilakukan oleh sang dewa Reggae untuk tetap menghidupkan musik Reggae.
Music Reggae bukanlah music yang dimainkan oleh orang-orang yang memakai ganja, tetapi music reggae adalah music tentang jiwa pemberontak yang menginginkan kebebasan, bukanlah kebebasan tanpa batas maupun penindasan.
NB :“Martir” artinya, Seseorang yang harus mampu menjaga jarak dengan zaman. Ikut arus tapi tidak terbawa arus. Cerdas dan tangguh dalam menyikapi masalah dan mampu mempertanggungjawabkan prinsip hidup Katolik dalam masyarakat.

arti kata reggae

” Arti Reggae “

Antara Musik Reggae dan Rastafarian
Irama musik reggae ini, terdengar mengasyikkan. Iramanya yang dinamis, membuat pendengarnya terhanyut. Mereka ikut menghayati lirik-lirik dalam sebuah lagu berirama reggae ini.
Sepintas, penampilan para penggemar musik reggae ini seakan menunjukkan gaya hidup yang masa bodoh. Kaos oblong, jeans belel, serta rambut gimbal, menambah lusuh penampilannya.
Ditambah lagi dengan adanya stereotipe negatif yang selama ini muncul. Musik reggae terkesan identik dengan ganja, mariyuana, serta seks bebas. Hal itu diperkuat oleh kenyataan di mana petugas kebersihan kerap menemukan sisa lintingan ganja yang habis dibakar, seusai pertunjukkan musik reggae.

Soal penggunaan ganja untuk menikmati musik reggae tidaklah diterima oleh seluruh penikmat musik reggae. Menurut mereka, reggae sebetulnya adalah musik yang membawa pesan perdamaian.
Sehingga tak ada hubungannya sama sekali dengan penggunaan ganja yang merupakan benda ilegal untuk dikonsumsi secara bebas.Musik reggae semakin populer ke seluruh penjuru dunia di era tahun 1980-an, termasuk di Indonesia. Akar musik ini adalah musik ska, yang temponya lebih cepat dibandingkan reggae.
Dan kematian Bob Marley pada tahun 1981, malah semakin membuat musik dinamis ini menjadi semakin digemari.Bisa jadi, penggemar musik yang menghisap ganja saat mendengar lagu-lagu reggae, sebetulnya terbawa oleh upaya meniru perilaku perilaku negatif idolanya.
Pada praktiknya, menghisap ganja dapat memunculkan fantasi tertentu bagi penggunanya. Dan ini yang diyakini oleh sebagian orang agar dapat membuat mereka lebih menikmati musik yang dimainkan.
Bagi sebagian orang, reggae sebetulnya dapat memberikan pengaruh yang positif. Selain lirik lagu reggae berisi pesan perdamaian, juga memberikan dorongan untuk membuat hidup lebih baik.
Pesan perjuangan yang diusung dalam musik reggae, diilhami dari kondisi sosial di Afrika, khususnya di Jamaika, yang merupakan daerah koloni negara-negara Eropa.
Karena itu, tidak heran orang-orang yang bernasib serupa dengan orang Jamaika, akhirnya juga menyukai reggae.
Namun, tidak semua penggemar reggae memahami makna di balik gelora musik ini. Sebagian masih melihatnya sekedar sebagai hiburan belaka, yang berkonotasi dengan suasana santai, atau liburan.
Sebutan rastaman muncul karena musik reggae awalnya diusung oleh penganut rastafari. Masalahnya, banyak yang menyalahartikan identitas rastafari. Padahal, para penganut rastafari tidak identik dengan alkohol atau pun ganja. Bahkan, mereka tidak memakan daging alias vegetarian.
Sejatinya, rastafarian awalnya merupakan suatu gerakan yang populer di Karibia. Gerakan ini menolak bangsa Afrika berada dalam penindasan kulit putih. Ras Muhamad yang menjalani falsafah rastafari sejak sepuluh tahun terakhir mengakui, di Indonesia terdapat bias dalam memandang rastafarian.
Sesungguhnya, penganut rastafarian yang disebut sebagai rastamania, atau rastafarian tidak mengkonsumsi alkohol, obat bius, ganja, dan beberapa diantaranya adalah vegetarian. Perbedaan cara memandang pada gerakan ini lebih disebabkan minimnya sumber-sumber informasi yang benar-benar paham akan rastafari.
Sehingga justru yang timbul dan diikuti oleh sebagian orang adalah perilaku negatifnya saja.Salah satu musisi Jamaika, Bob Marley, yang juga menganut rastafarian, memberi andil yang signifikan dalam mempopulerkan reggae ke dunia internasional.
Tembang-tembang yang dimainkan oleh Bob Marley memanifestasikan gerakan perjuangannya melawan rezim apartheid di Afrika.
Lagu dalam musik reggae yang berisi pesan perdamaian, serta perjuangan terhadap kehidupan maupun kritik-kritik sosial dilatarbelakangi situasi di Afrika, lebih khusus lagi di Jamaika, yang kerap mengalami pertikaian politik.
Lagu-lagu yang berakar dari musik Jamaika, seperti reggae atau ska, yang sarat dengan semangat anti perbudakan, keinginan untuk hidup mandiri, serta memiliki tujuan yang jelas dalam hidup, merupakan bagian yang tidak jauh berbeda dengan falsafah rastafari.
Namun, bagian positif seperti ini kerap luput dari pandangan banyak penggemar reggae. Sebagian besar justru lebih banyak terbawa arus gaya hidup sang legenda, Bob Marley.
Kalangan musisi yang bergelut di aliran musik reggae menyayangkan kaum pecinta reggae yang tidak mengerti makna sesungguhnya, musik yang satu ini. Mereka berharap, para pecinta reggae menghayati makna terdalam dari musik yang satu ini agar aliran ini tidak dimanfaatkan untuk menjaring kaum remaja ke arah yang negatif.
Saat ini banyak penggemar reggae yang menamai diri rastaman, tetapi menjalani gaya hidup yang seenaknya, yang bertolak belakang dengan pandangan penganut rastafari. Padahal, meski berasal dari kawasan yang sama, reggae dan rastafari merupakan dua hal yang berbeda.
Begitu kentalnya nuansa falsafah rastafarian dalam ratusan tembang yang dicipta dan dibawakan musisi reggae, membuat citra reggae dan rastafarian sulit untuk dipisahkan.
Minimnya informasi mengenai esensi dari reggae dan rastafarian membuat pengertian antar keduanya menjadi tumpang tindih. Bahkan, ada orang yang menggunakan kata rasta sebagai kata ganti untuk mariyuana, atau ganja.
Sehingga beberapa orang merasa takut untuk disebut sebagai rastaman, karena berkonotasi negatif. Dalam hal penggunaan ganja, Tony Q (baca : toni kiuw) yang sudah belasan tahun bergelut di musik reggae, baik di dalam negeri, maupun mancanegara, punya pengalaman tersendiri dalam hal penggunaan ganja sebagai benda terlarang.
Jika diamati, para musisi reggae memang punya simpati kuat pada kaum rastafarian. Karena itu, mereka keberatan jika reggae dikonotasikan identik dengan kehidupan yang negatif. Kendati sebagai hiburan, musik reggae sejatinya berisi pesan positif.
Pada intinya, setelah melalui perjalanan panjangnya, reggae dan rastafarian bisa dibilang punya arah yang sama. Membawa pesan kasih sayang dan perdamaian, bukan sekedar berambut gimbal atau tampil berantakan.
Tak kenal maka tak sayang. Itulah jeritan hati pecinta reggae sejati. Kebebasan yang mereka inginkan, bukanlah kebebasan tanpa batas lewat pengaruh daun ganja.

koleksi gambar